10 Brand yang Gaya Hypebeast

10 Brand yang Gaya Hypebeast

fashionentertainment.web.id – 10 Brand yang Gaya Hypebeast, Hypebeast atau hype beast dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mengikuti tren terkini atau seseorang yang memakai apa yang sedang “hype” (kekinian) tidak mungkin juga. Hypebeast juga disebut dengan seseorang (biasanya pria) yang mengumpulkan pakaian, sepatu, dan aksesori untuk tujuan mengesankan orang lain.

Tren hypebeast style adalah bentuk ekspresi diri anak muda melalui sebuah gaya personal. Mau tampil hype seperti anak zaman sekarang? Ketahui terlebih dahulu 17 items dan hypebeast brands terbaik ini untuk menciptakan hypebeast style.

Lihat Juga : Sejarah HYPEBEAST

1. BAPE
Didirikan di Ura-Harajuku, Tokyo, pada tahun 1993, A Bathing Ape (atau BAPE) dengan cepat dikenal sebagai streetwear brand dengan sentuhan Jepang. Pendiri Nigo (nama asli Tomoaki Nagao) adalah sosok kultus dibalik brand ini. Obsesinya pada sepatu kets, mainan, dan grafis tertuang pada tiap koleksinya.

Tentu saja, BAPE paling dikenal karena cetakan camouflage yang cerah dan berwarna-warni. Serta hoodies hiu yang tepat di atas wajah pemakainya. Motif desain yang berani telah membuat merek ini populer dengan hypebeasts remaja di seluruh dunia.

2. Off White
Kita hidup di zaman ketika streetwear mengguncang para pria urban. Off-White adalah salah satu label yang membuat para remaja kecanduan barang yang ada kaitannya dengan ‘streetwear’. Merek ini adalah gagasan Virgil Abloh, seorang perancang yang memiliki selera tinggi.

Abloh sangat berpengaruh dalam dunia mode, tidak hanya untuk brand-nya sendiri, lebih dari 50 brand di dunia menyukai seleranya. Mulai dari Fendi, Nike, Adidas, hingga Louis Vuitton.

3. Supreme
Kamu pasti tidak asing dengan brand yang memiliki logo merah yang memblokir kata ‘Supreme’. Streetwear brand asal Amerika serikat ini didirikan oleh James Jebbia pada tahun 1994. Jebbia terinspirasi dari gaya khas berpakaian kaum muda urban Amerika yang sangat identik dengan skateboard, hip-hop, dan punk-rock. Daya tarik Supreme terletak pada strategi Jebbia yang mengeluarkan seri terbatas atas semua koleksinya. Tidak heran jika para anak muda rela antri dari pagi untuk mendapatkan koleksi terbatas dari Supreme.

4. Stüssy
Jika Shawn Stussy belum menjelajahi bisnis t-shirt pada 1980, situasi mode streetwear saat ini akan menjadi dunia yang sangat berbeda. Setelah menciptakan tren dengan tee grafisnya, Stüssy adalah streetwear brand bercabang yang mewakili pakaian selancar dan skate. Hingga sekarang, Stüssy masih memengaruhi streetwear brand lain dengan tren logomania yang sangat mengakar dengan ciri khas streetwear brand.

5. Carhartt WIP
Siapa yang mengira bahwa sebuah merek yang disiapkan untuk para pekerja kerah biru Amerika Utara pada 1800-an suatu hari akan bermutasi menjadi label streetwear? Carhartt WIP didirikan oleh Hamilton Carhartt di Detroit, Michigan. Merk fashion pria ini mulai memproduksi karya secara keseluruhan pada tahun 1889. Lalu pada tahun 1994 Carhartt menambah WIP sebagai branding terbarunya.

6. WTAPS
Mungkin ini nama yang cukup sulit untuk diucapkan. Menurut Tetsu Nishiyama, WTAPS diucapkan ‘double taps’. Label dari Jepang ini terdiri dari koleksi baggy cuts, military pattern, dan pakaian kerja dengan gaya utilitarian Jepang. Jadi, sudah terbayang kan bahwa koleksi WTAPS terdiri dari banyak hijau tentara, celana kargo, dan hoodies longgar, dengan gaya Ivy League.

7. A-Cold-Wall
A-Cold-Wall* didirikan oleh Samuel Ross pada tahun 2015. Mungkin kamu berpikir brand ini berasal dari Amerika Serikat, namun label streetwear tidak hanya berasal dari Negeri Paman Sam saja. A-Cold-Wall* berasal dari UK dan lahir di Brixton. Merek ini menciptakan konsep figuratif yang terjadi pada kehidupan manusia sehari-hari.

Ciri khas label ini terletak pada t-shirt logo yang dibuat oleh tangan, lho! Masing-masing logo ditempel sendiri oleh para perancang dan menjadi merek dengan popularitas tinggi dalam waktu yang cepat.

8. Elhaus
Brand lokal asal Jakarta yang dimiliki oleh dua anak muda, Elhaus ini telah berhasil memasuki ranah internasional sejak 2014. Bahkan media para sneakershead dan pecinta gaya jalanan seperti Hypebeast dan Highsnobiety juga memberikan respon positif terhadap label yang berfokus pada jeans ini.

Brand hypebeast Indonesia yang telah berdiri lebih dari delapan tahun ini memang menjadi favorit para pecinta denim di Indonesia, bahkan di dunia internasional. Elhaus lahir dari INDIGO Denim Contest dan patut diacungi jempol karena koleksi pertamanya yang cukup mencuri perhatian dengan detail desain menarik.

Salah satu koleksi yang menjadi perhatian adalah handmade leather patch dan leather raised belt-loop. Brand milik Eduardus Adityo dan Raven Navaro ini memilih denim sebagai identitas labelnya. Karena denim dan jeans bersifat abadi, Edo dan Raven menuangkan idealisme visualnya pada sebuah “jeans” dan lahirlah jeans yang dibuat langsung dengan tangan.

9. Kappa
Kappa adalah sebuah merek pakaian olahraga Italia yang didirikan pada tahun 1916 di Turin, Italia. Awalnya brand olahraga ini memproduksi kaus kaki. Lalu, pada 1950-an, Kappa menjadi yang terdepan dalam produksi celana dalam dan kaus kaki di bawah perusahaan Maglificio Calzificio Torinese (MCT). Era 90-an jadi masa kejayaan Kappa setelah kesuksesan yang disponsori mereka berhasil meraih trofi demi trofi.

Contohnya Juventus yang meraih trofi Liga Champions yang kedua kali pada musim 1995/1996, lalu AC Milan meraih trofi yang sama pada musim 1989/1990. Tren retro fashion dan sportswear membangkitkan Kappa sekaligus membuatnya “naik kelas”. Track pants dan track suit Kappa yang paling diminati adalah model dengan striped di bagian samping celana.

10. Ellesse
Perusahaan apparel olahraga ini lahir di Italia pada tahun 1959. Era 70-an hingga 90-an adalah masa kejayaan brand ini. Kembalinya Ellesse ditandai pada 2010, dengan campaign “Heritage Collection”. Target market mereka kini bukan hanya para penikmat olahraga, tapi juga penikmat fashion. Tren retro sportswear yang booming membantu mereka untuk menancapkan bendera di dunia fashion. Koleksi Ellesse yang berwarna putih selalu menjadi favorit para penggemar streetwear.

11. Champion
Pada era 90-an di Amerika Serikat sulit sekali mencari sweater Champion. Bukan karena langka, tapi karena brand ini memang laku keras pada masa itu. Di zaman keemasan tersebut, hampir semua orang mengenakan sportswear ini. Mulai dari anak sekolah, skaters, hingga para pecinta punk, dan hardcore begitu menyukai Champion.

Sekarang Champion menjadi salah satu brand tua yang kembali trendi pada masa ini. Keberhasilan atas kolaborasinya bersama Supreme, Undefeated, dan brand streetwear lainnya membuat Champion meraih puncaknya kembali.